Senin, 09 April 2012

anti jamur asam benzoat dan asam salisilat

ANTI JAMUR
PENDAHULUAN
Obat-obat anti jamur juga disebut dengan obat anti mikotik,dan anti fungi dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur : infeksi jamur superficial pada kulit atau selaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru-paru atau system saraf pusat. Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis (atlete’s food) atau berat, seperti pada paru-paru atau jamur seperti candida spp, (ragi), merupakan bagian dari flora normal pada mulut, kulit, usus halus dan vagina. Kandidiasis dapat terjadi sebagai infeksi oportunistik jika mekanisme pertahanan tubuh terganggu. Obat-obat seperti anti biotic, kontrasepsi oral dan imonusupre dif, dapat juga mengubah mekanisme pertumbuhan tubuh.

1)    ANTIJAMUR UNTUK INFEKSI SISTEMATIK

i)     AMFOTERISIN B
Kristal seperti jarum atau prisma berwarna kuning jingga, tidak berbau dan tidak berasa ini merupa­kan antibiotik polien yang bersifat basa amfoter lemah, tidak larut dalam air, tidak stabil, tidak tahan suhu diatas 37°C tetapi dapat bertahan sampai berminggu-minggu pada suhu 4°C.
ii)    FLUSITOSIN
Obat ini berbentuk kristal putih tidak berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.
iii)   KETOKONAZOL
Ketokonazol merupakan turun­an imidazol sintetik dengan struktur mirip miko­nazol dan klotrimazol. Obat ini bersifat liofilik dan larut dalam air pada pH asam.
iv)   ITRAKONAZOL
Antijamur sistemik turunan triazol ini erat hubungannya dengan ketokonazol. Obat ini dapat diberikan per oral dan IV. Aktivitas antijamumya lebih lebar sedangkan efek samping yang ditimbul­kan lebih kecil dibandingkan dengan ketokonazol. Itrakonazol diserap lebih sempuma melalui saluran cerna bila diberikan bersama makanan. Itrako­nazol, seperti golongan azol lainnya, juga berinter­aksi dengan enzim mikrosom hati, tetapi tidak sebanyak ketokonazol. Rifampisin akan mengu­rarangi kadar plasmaitrakonazol.
v)    FLUKONAZOL
Ini adalah suatu fluorinated bis-triazol dengan khasiat farmakologis yang baru. Obat ini diserap sempuma melalul saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan ataupun keasaman lambung.
vi)   VORIKONAZOL
Obat ini adalah antijamur baru golongan triazol yang diindikasika, untuk aspergiiosis sistemik dan
vii) KASPOFUNGIN
Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari suatu kelas baru yang disebut ekinokandin. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis beta (1,3)-D­glukan, suatu komponen esensial yang membentuk dinding sel jamur.
viii)        TERBINAFIN
Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis. Namun, pada pengobatan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor, terbi­nafin biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol atau triazol karena penggunaannya sebagai monoterapi kurang efektif.


2)    ANTIJAMUR UNTUK INFEKSI DERMATOFIT DAN MUKOKUTAN
i)     GRISEOFULVI
Griseofulvin diisolasi dari Peni­cillium griseovulyum dierckx. Pada tahun 1946, Brian dkk. menemukan bahan yang menyebabkan susut dan mengecilnya hifa yang disebut sebagai curling factor kemudian temyata diketahui bahwa bahan yang mereka isolasi dari Penicillin janczewski adalah griseofulvin.
ii)    IMIDAZOL DAN TRIAZOL
Antijamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas. Karena sifat dan penggunaan­nya praktis tidak berbeda, maka hanya mikonazol dan klotrimazol yang akan dibahas. Ketokonazol yang juga termasuk golongan  imidazol telah di­bahas pada pembicaraan mengenai antijamur untuk infeksi sistemik, juga itrakonazol (golongan triazol). Resistensi terhadap imidazol dan triazol sangat jarang terjadi dari jamur penyebab derm­atofitosis, tetapi dari jamur kandida paling sering terjadi.

iii)   MIKONAZOL
Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, mempunyai spektrum antijamur yang lebar terhadap jamur dermatofit. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak bewarna dan tidak berbau, sebagian kecil larut dalam air tapi lebih larut dalam pelarut organic.
iv)   KLOTRIMAZOL
Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwama yang praktis tidak larut dalam air, larut dalam alkohol dan kloroform, sedikit larut dalam eter.
v)    TOLNAFTAT DAN TOLSIKLAT
Tolnaftat adalah suatu tiokarbamat yang efektif untuk pengobatan sebagian besar dermatofitosis tapi tidak efektif terhadap kandida.
Tolsiklat merupakan antijamur topikal yang diturunkan dan tiokarbamat. Namun karena spektrumnya yang sempit, antijamur ini tidak banyak digunakan lagi.
vi)   NISTATIN
Nistatin merupakan suatu anti­biotik polien yang dihasilkan oleh Streptomyces noursei. Obat yang berupa bubuk wama kuning ke­merahan ini bersifat higroskopis, berbau khas, sukar larut dalam kloroform dan eter. Larutannya mudah terurai dalam air atau plasma.

3)    ANTIJAMUR TOPIKAL LAINNYA
i)     ASAM BENZOAT DAN ASAM SALISILAT
Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dalam perbandingannya 2 : 1 (biasanya 6% dan 3%) ini dikenal sebagai salep Whitfield. Asam benzoat memberikan efek fungistatik sedangkan asam Sali­silat memberikan efek keratolitik.
ii)    ASAM UNDESILENAT
Asam undesilenat merupakan cairan kuning dengan bau khas yang tajam. Dosis biasa dari asam ini hanya menimbulkan efek fungistatik tetapi dalam dosis tinggi dan pemakaian yang lama dapat memberikan efek fungisidal.

iii)   HALOPROGIN
Haloprogin merupakan suatu antijamur sintetik, berbentuk kristal putih kekuningan, sukar larut dalam air tetapi larut dalam alkohol. Obat ini bersifat fungisidal terhadap Epidermophyton, Trichophyton, Miciosporum dan Malassezia furfur.
iv)   LAMIN
Obat ini merupakan antijamur topikal ber­spektrum luas. Penggunaan kliniknya ialah untuk dermatofitosis, kandidiasis dan tinea versikolor
v)    TERBINAFIN       '
Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis; dan juga digunakan secara topikal untuk dermatofitosis. 

ISI
1.   Asam Benzoat

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.

ü  Sejarah
                                                                            
Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Distilasi kering getah kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh Nostradamus (1556), dan selanjutnya oleh Alexius Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenère (1596).
Justus von Liebig dan Friedrich Wöhler berhasil menentukan struktur asam benzoat pada tahun 1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam benzoat.
Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat memiliki aktivitas anti jamur.
ü  
Produksi

a.    Pembuatan secara industri
Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan oksigen. Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan dianggap sebagai ramah lingkungan.
Description: Oksidasi toluena

b.    Sintesis laboratorium
Asam benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga sintesis laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia umumnya diajarkan kepada mahasiswa universitas.
Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman. Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan campuran etanol dan air.[5]

c.    Dengan hidrolisis
Sama seperti nitril ataupun amida lainnya, benzonitril dan benzoamida dapat dihidrolisis menjadi asam benzoat ataupun basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun basa.

d.    Dari benzaldehida
Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro akan menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzil alkohol dalam jumlah yang sama banyak. Benzil alkohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan distilasi.
Description: Benzaldehyde Cannizzaro reaction.png

e.    Dari bromobenzena
Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat dengan "karbonasi" zat anatara fenilmagensium bromida:[6]
C6H5MgBr + CO2 → C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr + HCl → C6H5CO2H + MgBrCl

 f.     Dari benzil alkohol
Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya dalam air. Campuran ini kemudian disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat.

g.    Pembuatan secara historis
Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklorida (triklorometil benzena) dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan besi sebagai katalis. Kalsium benzoat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asam benzoat dengan menggunakan asam klorida. Produk proses ini mengandung turunan asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi manusia didapatkan dari distilasi getah kemenyan. Pada zaman sekarang, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi diproduksi secara sintetik.[7]

Asam benzoate
Description: Gambar
Description: Gambar
Asam benzoate
Nama lain
Asam benzenakarboksilat,
Karboksibenzena,
E210, Asam drasiklik
Identifikasi
[65-85-0]
DG0875000
c1ccccc1C(=O)O
1/C7H6O2/c8-7(9)6-4-2-1-3-5-6/h1-5H,(H,8,9)/f/h8H

Sifat
C6H5COOH
122,12 g/mol
Penampilan
Padatan kristal tak berwarna
1,32 g/cm3, padat
122,4 °C (395 K)
249 °C (522 K)
Terlarutkan (air panas)
3,4 g/l (25 °C)
THF 3,37 M, etanol 2,52 M, metanol 2,82 M [1]
Keasaman (pKa)
4,21
Struktur
1,72 D dalam Dioksana
`Bahaya
Indeks EU
not listed
Bahaya utama
Menyebabkan iritasi
Description: NFPA 704.svg
1
2
0

121 °C (394 K)
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada
temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)


  
2.   Asam salisilat

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
1.    Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
2.    Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
Asam salisilat
Description: Gambar
Description: Gambar
Asam 2-hidroksibenzoat
Identifikasi
[69-72-7]
OC(=O)c1ccccc1O
Sifat
C7H6O3
138,12 g/mol
1,44 g/cm3
159 °C
211 °C (2666 Pa)
kloroform 0,19 M; etanol 1,84 M; metanol 2,65 M [1]
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada
temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

3.   Asam Salisilat dan Asam Benzoat
Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dalam perbandingan 2:1 (biasanya 6% dan 3%) ini disebut juga sebagai Salep Whitfield. Asm benzoat memberikan efek fungistsatik sedangkan asam salisilat memberikan efek keratolitik.karena asam benzoat hanya bersifat fungistatik maka penyembuhan baru tercapai setelah lapisan tanduk yang menderita infeksi terkelupas seluruhnya,sehingga pemakaian obat ini membutuhkan waktu beberapa minggu sampai bulanan.salep ini banyak digunakan untuk pengobatan tinea pedis dan kadang-kadang juga untuk tinea kapitis.dapat terjadi iritasi ringan pada tempat pemakaian,juga ada keluhan kurang menyenagkan daria para pemakainya karena salep ini berlemak.

MEKANISME KERJA
Asam salisilat mempunyai sifat sebagai keratolitik dan fungisida lemah. Asam benzoat sebagai antibakteri dan antifungi. Champora dan menthol sebagai anti iritan.

INDIKASI
Infeksi jamur ringan, terutama tinea pedis (kutu air) dan tinea korporis (kurap).
DOSIS : Krim atau salep 6%+3%

EFEK SAMPING
  • Biasanya reaksi lokal dengan peradangan ringan. Sangat jarang terjadi perlukaan di kulit, lecet, atau terjadi keracunan salisilat karena diserap oleh kulit. Meskipun jarang namun pernah terjadi keracunan salisilat topical terutama pada bayi dan anak yang dioleskan berlebihan atau kulit yang dioleskan ditutup rapat.
  • Gejala keracunan salisilat meliputi pusing, gelisah, sakit kepala, nafas cepat, telinga berdengung, bahkan kematian.  Asam salisilat dan asam benzoate adalah iritan lemah, dapat menimbulkan iritasi dan dermatitis.
  • Perhatian : Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya, wajah, kelamin. Hindari penggunaan dalam jangka waktu lama untuk daerah yang luas.
  •  
KONTRA INDIKASI
Kontraindikasinya adalah dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian badan yang berambut, penggunaan salep whitfield tidak dianjurkan dan salep whitefield  jangan dipakai di seluruh tubuh, Hindari kandungan ini jika Anda memiliki kulit kering, sensitif atau alergi terhadap aspirin.

CARA PEMBERIAN :
  • Untuk anak-anak oleskan dua kali sehari sampai lesi kulit membaik, biasanya selama 4 minggu.
  • Gangguan hati dan ginjal : tidak perlu menurunkan dosis.

INTERAKSI OBAT
  • Warfarin :  salisilat yang diserap dalam jumlah banyak dapat mengganggu kemampuan pembekuan darah sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Hindari penggunaan bersamaan dengan warfarin.  

Nama – nama paten dari asam benzoat :
1.    Citotillin                                                8. Oskasal
2.    Kopamex                                            9. Pantox
3.    Lepanax                                              10. Obat Kurap cap Kapak
4.    Mikorex                                               11. Panugon
5.    Mycoliq Liquid                                     12. Sapona
6.    Neopa                                                             13. Topix
7.    Urticalin                                               14. Yodsaben

Nama – nama paten dari asam Salisilat :

1.   Baspan                                                22. Nellco Bedak salicyl        
2.   Bedak Salicyl cap Lowo                     23. Neopa
3.   Bedak Yekacil                                     24. Obat Kurap cap Kapak
4.   Betiga                                                  25. Oskal
5.   Dermato                                              26. Pantox
6.   Dermol                                                            27. Panugon
7.   Diprosalic                                            28. Pyralvex
8.   Elosalic                                                29. Rodeca
9.   Fitralin salep                                        30. Rosal
10.                Halog                                                   31. Salep Kuning cap Istana
11.                 Herocyn                                             32. Salicyl zwafelzalf
12.                 Horison                                               33. Sapona
13.                 Isahi                                                    34. Skintex
14.                 Kalpanax                                            35. Talsyn
15.                 Konicare                                             36. Topicide
16.                 Kopamex                                           37. Topix
17.                 Lepanax                                             38. Urticalin
18.                 Locasalen salep                                 39. Venocyn baby Powder
19.                 Mikorex                                              40. Venocyn
20.                 Mulo Jerawat                                     41. Verille
21.                 Mycoliq liquid                                     42. Yodsaben

Contoh obat yang mengandung asam benzoat dan asam salisilat: Kalpanax Tincture dan Pagoda Salep.


DAFTAR PUSTAKA

American Medical Association. Drug Evaluation Annual 1995. P.1644-56

Evelyn R, Hayes. 1996. Alih Bahasa: Farnakologi Pendekatan Proses perawatan, Jakarta: EGC
Ganiswarna, Sulistia G., 1995, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta
Tjay, Drs. Tan Hoan dan Drs. Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, PT. Gramedia, Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat


Tidak ada komentar: